Pages

  • Home
  • Contact
  • Shop
facebook Instagram twitter youtube

S L A A P L I E D J E

    • Home

    Dulu waktu kecil, kelas satu SD sering banget disuruh mama buat jadi anak mandiri. Lalu  aku bertanya pada mama yang lagi sibuk-sibuknya mengancingkan seragam sekolah yang dikenakan padaku.

    “Memangnya mandiri itu apa? “ tanyaku

    Lalu mama menjawab, “man itu mandi, diri itu sendiri. Jadi mandiri itu mandi sendiri. Tapi nggak cuman mandi sendiri, tapi juga makan sendiri,  makai baju sendiri, dan sendiri lainnya..........”

    “hmmm jadi aku kalo mandi sendiri, makan sendiri, pakai baju sendri, berangkat sekolah sendiri, aku ini anak mandiri?” batinku.

    Tidak terasa lima belas tahun terlewati sudah, sekarang baru aku sadar betul apa definisi mandiri. Bukan sebuah kata kerja yang dilakukan sendirian, melainkan lebih tertuju pada subjek itu sendiri. Setiap manusia yang hidup memang harus  mandiri karena manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Itulah mengapa Tuhan menciptakan manusia untuk menjadi pemimpin di dunia. Ya manusia harus mandiri tidak dijajah, harus berani, dan tidak lemah. Bukan keharusan untuk memimpin suatu masa atau kaum, tapi memimpin diri dan bertanggung jawab untuk diri sendiri adalah sebuah kewajiban yang di anugerahkan Tuhan kepada kita.

    Continue Reading

    Akan ada waktunya.

    Katanya hidup bagaikan roda selalu berputar tapi menurutku tidak. Hidup layaknya mengendarai sepeda, ia terus berjalan dan memiliki tujuan. Semakin besar usaha untuk mengayuh pedal semakin cepat pula ia akan mencapai tujuan. Tapi tentunya akan tergesa-gesa dan jadinya ngos-ngosan seperti mengejar kadal. Kadang hidup juga perlu jeda dan perlu istirahat. Seperti mengendarai sepeda cukup perlu stabil dan tidak labil, yang terpenting tau waktu kapan untuk mempercepat atau memperlambat supaya tidak terlewat.

    Akan ada waktunya dan akan tiba saatnya, manusia menjadi penonton atau menjadi pemeran atau bahkan menjadi figuran.

    Akan ada waktunya semua kesenangan, kebahagian, dan kesedihan tiba pada saatnya. Lucu memang dunia memperlakukan manusia, kemarin ku lihat dia bahagia, tertawa, dan jatuh cinta. Dan dia yang lain berharap cemas penuh doa menunggu kebahagiannya supaya segera datang. Tapi hari ini, kulihat dia yang lain tertawa, bahagia, dan jatuh cinta. Tapi kali ini, dia yang  menangis, meratapi cintanya yang berakhir di usia yang cukup matang. Mugkin dengan seperti ini Tuhan menyeimbangkan dunia supaya manusia hanya menggantungkan harapan hanya kepadaNya bukan kepada manusia.

    Continue Reading

    Surabaya-Malang atau yang biasa ku sebut itu pulang. 2 jam setengah paling cepat sampainya mengantarkan kerinduan kembali kepada tempat kelahiran.

    Pulang adalah tentang kerinduan. Rindu yang menuntun jalan untuk kembali bertemu.

    Pulang adalah jeda akan kesibukan duniawi ditanah yang anarki. Pulang selalu memiliki arti sebagaima kaki dan hati yang perlu relaksasi.
    Continue Reading

    Empat tahun lahir di dunia, mama dan papa memilih jalan untuk berpisah. Bercerai kata mama. Seringkali ku melihat diam-diam mama menangis. Iya benar hanya diam-diam mama menangis, kadang sendiri terkadang juga ketika bercerita kepada sahabatnya. Ia benar diam-diam menangis, diam-diam pula sering aku melihat mama menangis. Terkadang, tanpa diam aku menuju mama dan mengusap air mata dan bertanya mengapa. Namun, mama tetap saja mengacu dan berucap matanya terkena debu. Padahal semestinya aku tau benar bahwa hati mama sedang kelabu.

    Aku tau mama mencintai papa. Mama benar-benar mencintai papa meski cinta papa kepada mama tidak tau bagaimana. Aku tau persis mama mencintai papa. Mama benar-benar mencintai papa meski papa sering menyakiti  mama berkalik-kali. Tapi untung saja mama lebih mencintai anak anaknya daripada papa.

    Aku tau mama dan papa saling cinta tapi entah mengapa harus berpisah. Dibalik album masa lalu, aku tau mama dan papa adalah dua insan yang saling merindu. Tapi sayangnya itu dulu.

    Sehari sebelum aku menginjak dua dua, ku bertemu sosok wanita kuat yang mengingatkan aku kepada almarhuma mama.  Beliau bercerita tentang cintanya sembari mengantarku menuju kos-kos an. Iya cintanya kandas, suaminya lepas, pernikahannya naas. Suaminya lepas bersama wanita perampas. Hatinya terluka, sakitnya masih ada, trauma pula katanya.

    Lepas dari ini, berkisah sebuah cerita layangan putus. Seorang wanita yang memiliki anak empat yang pada akhirnya pernikahannya pegat. Persis dengan ibu driver yang mengantarku menuju kos, suaminya lepas, cintanya kandas, dibawa wanita perampas. Luka hatinya, basah matanya penuh air mata, mencoba ikhlas katanya.

    Bila cinta memang selalu berakhir tragis rupanya itu adalah cinta apatis. Ah tidak, bukan cinta rupanya karena sungguh kritis. Bagaimana bisa perselingkuhan ada karena atas dasar cinta yang mengakibatkan hati lain terluka? Bagaimana bisa hatimu hanya satu tapi cintamu beribu dan mengakibatkan kelabu? Bilamana katamu tetap cinta, ah aku tidak percaya. Hatimu hanya satu, cintamu harusnya satu  bukan dua apalagi tiga. Cintamu harusnya satu, ya cintamu kepada Tuhan. Maka kamupun tau mana yang harus dicintai karena Tuhan bukan karena sekedar nafsu.

    ah picik sekali 

    bila 

    cintamu

    hanya sekedar 

    nafsu 

    kepada 

    wanita 

    yang sedang atau akan menjadi ibu.


    Continue Reading

    Malang-Surabaya atau yang biasa kusebut berkelana. Hahaha, tidak tidak. Mungkin lebih tepatnya pergi dan mengambil jarak. Ah tidak juga memgambil jarak. Karena katanya bila kau ingin tau siapa yang kau rindukan kau perlu pergi, bukan? Tapi jangan sekali-sekali kau coba pergi tanpa kepastian. Karena menunggu bukanlah permainan. Ada harap-harap cemas mengikutinya.

    Bersama jarak membuatku bersyukur betapa indahnya sebuah pertemuan. Bersama jarak membuatku selalu menghargai waktu, waktu bersamamu, bersamanya, bersama mereka yang tetap ada ketika pulang. Bersama jarak membuatku tau siapa yang benar-benar menunggu kedatanganku.
    Continue Reading


    09.15 tepat kereta Ranggajati melaju dengan kecepatannya yang terus menuju. Sekali berhenti mengangkut manusia atau menurunkan manusia sesuai arah tujuan yang telah dikehendaki. 

    Ranggajati terus melaju meninggalakan gubeng baru, dan menyapa stasiun jogja dan solo yang selalu punya cerita baru bagi setiap pengunjung kecuali aku yang belum pernah kesitu.

    17.46 Ranggajati pun tiba di Purwoketo dengan disambut fajar yang tersibak malam menjadikan langit bewarna jingga. Ah ini namanya senja! Dia sangat tenang dengan kumandang adzan yang bergema menuntun umat muslim menghadap Maha Penguasa untuk beribadah. 

    Purwokerto, belum juga kota katanya. Tapi hotel, mall, dan universitas sudah berdiri menjulang dan meninggi. Ah tapi apa pentingnya status daerah dinamakan kota? Yang ada malah membuat anak mudanya semakin sok sok an, meninggi dan menganggap masyarakat desa adalah kaum kaum tua yang tertinggal. Yang penting masyarakat makmur, pendidikan terpenuhi dan menghasilkan output yang terdidik, bukan?

    Purwokerto, cukup tenang untuk menjadi saksi sebagai tempat pertama kalinya aku melewati batas yang tidak pernah ku rencanakan sebelumnya. 

    Purwokerto, membuat aku mengambil arti mengenai hidup untuk selalu berpikir positif tanpa limit. Satu hal sebelum keberangkatan terjadi, pada waktu itu mampu menyihir pikiran untuk selalu berpikir negatif padahal sebenarnya masih tentatif. Sebal, kesal meliputi hati menjadikan amarah yang bebal tapi tetap saja harus berusaha sabar dan terima meskipun sudah merasa bar bar. 

    Hari terus berlalu, apa yang dipikirkan telah jatuh tepat waktu. Dan betapa malunya aku terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa karena sejenak sempat memelihara pikiran buruk di dalam syaraf syaraf yang telah Dia anugerahkan kepadaku secara cuma cuma. Segala kemungkinan buruk yang tentatif itu, tertepis begitu seja dengan kepastian di detik itu juga. 

    Karena seburuk-buruknya perilaku tidak tahu malu adalah suudzon kepada Tuhan yang lebih tahu akan segala sesuatu yang  terbaik untukmu. 
    Continue Reading

    Sedetik, senafas sedikit terasa berat. Membungkam kata tak ingin bersua, membalut pikir tentang dunia. Namun nyatanya dunia hanya sementara, bukan arti akan semena mena.

    Dua dua, deretan angka bernilai yang terdiri dari dua digit yang terisi oleh dua bilangan yang sama, yaitu dua. Menarik, hanya dua dua yang hanya mungkin mampu di jangkau manusia setelah satu karena tiga tiga mungkin tidak akan sampai ke tiga tiga tiga. Ah, siapa aku berani memastikan? Barangkali Tuhan akan menjadikan pasti, tentunya itu akan terjadi.

    Menari mundur, menoreh ke belakang sebanyak dua dua ketika tubuh hanya mampu tergeletak dan sedikit demi sedikit merangkak lalu kemudian mencoba untuk berani berjejak lalu akan berpijak dan pada akhirnya akan kembali tergelatak.

    Dua dua seketika menjadikan sesak, menghantui dan sedikit membuat retak tentang aku ini apa, siapa aku dan mau jadi apa?

    Menarik mundur, menoreh ke belakang, sebuah cerita menjadikan arti mengenai cinta, sendiri, bahagia, tangis, syukur, tawa, berbagi, dan kehilangan. 

    Menjadi dua dua, aku sangat percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia tidaklah dengan sia sia melainkan dengan kekuatan dengan penuh cinta dan kebermanfaatan untuk alam semesta. 

    Continue Reading
    Older
    Stories

    About Me

    L U L A
    Assalamualaikum, my name is Lula. I interested with anything who interest me, like writing ✌. in short I'm a ENTJ woman. "bagiku menulis adalah salah satu cara untuk menghidupkan kenangan, dan kamu".  
    Read more >

    Follow Me

    • facebook
    • twitter
    • pinterest
    • instagram

    Subscribe me

    Labels

    An Experience An Intuition C++ Puisi Tugas Kuliah

    recent posts

    Blog Archive

    • Mei 2020 (1)
    • Desember 2019 (1)
    • November 2019 (3)
    • Oktober 2019 (2)
    • Agustus 2019 (1)
    • April 2019 (1)
    • Juli 2018 (1)
    • Juni 2018 (2)
    • Desember 2017 (2)
    • November 2017 (4)
    • Oktober 2017 (2)
    • April 2017 (1)
    • Januari 2017 (1)
    Diberdayakan oleh Blogger.

    MANDIRI

    Followers

    Cari Blog Ini

    Popular Posts

    • MAKALAH PENYIMPANGAN PANCASILA (ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN MASA REFORMASI)
    • Elaborasi Kota Malang

    Most Popular

    • MAKALAH PENYIMPANGAN PANCASILA (ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN MASA REFORMASI)
    • Elaborasi Kota Malang
    facebook Twitter instagram google plus

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top